Halaman

Rabu, 04 Desember 2013

Avatara

 AGNI PURANA
Agama Hindu memiliki banyak susastra yang merupakan esensi kitab suci Weda. Weda merupakan kitab suci Hindu yang merupakan wahyu dari Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Tuhan mewahyukan Weda tersebut kepada para Rsi yang memiliki tingkat jnana tinggi kemudian diajarkan kepada para umatnya. Ajaran-ajaran yang terkandung dalam Weda sangatlah mulia. Untuk itulah Weda dijadikan sebagai sumber pertama ajaran Agama Hindu. Namun dalam mempelajari Weda tidaklah mudah karena perlu pemahaman yang sangat mendalam untuk bisa mempelajari dan memahami esensi ajaran suci yang terkandung dalam Weda tersebut agar nantinya bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Agar lebih mudah dalam mempelajari Weda maka konsep-konsep ajaran yang terkandung dalam ajaran Weda tersebut digubah dan dikodifikasikan melalui beberapa kitab diantaranya yang disebut dengan Catur Weda Samhita seperti Reg Weda, Yajur Weda, Sama Weda dan Atharva Weda. Disamping kitab tersebut juga terdapat kelompok kitab Brahmana Aranyaka dan Upanisad. Selain kitab Weda dan Sruti diatas masih terdapat juga sumber ajaran agama Hindu yaitu kitab Itihasa dan Purana.
Untuk dapat mempelajari Weda, terlebih dahulu haruslah mempelajari Itihasa dan Purana. Itihasa merupakan suatu kitab yang memuat tentang cerita kepahlawanan dan Purana adalah rangkaian cerita sakral yang memuat legenda-legenda Hindu pada jaman dahulu. Ada sekitar delapan belas purana utama yang dikenal sebagai Mahapurana, dan juga ada delapan belas tambahan yang dikenal sebagai Upapurana.
Swami Sivananda dalam bukunya All About Hinduism dan kini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Intisari Agama Hindu (1993:26) dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penulisan kitab-kitab Purana adalah untuk mempopulerkan ajaran agama yang bersumber pada kitab suci Veda. Selanjutnya tujuannya yang lebih tajam adalah untuk memudahkan diserapnya ajaran suci Veda oleh umat yang awam, untuk membangkitkan mereka akan rasa bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para Devata melalui contoh-contoh konkrit, mitos-mitos, cerita-cerita, legenda, kehidupan orang-orang suci, para raja dan orang-orang besar, cerita kias, dan rangkaian sejarah dari kejadian-kejadian besar. (Titib, 2004:63).
Dalam purana ditemukan banyak cerita, anekdot, dan upacara-upacara ritual. Purana itu sendiri harus memiliki karakteristik atau panca laksana dan dasa laksana sebelum purana tersebut diklasifikasikan sebagai Mahapurana. Purana harus menguraikan lima hal yaitu penciptaan jagat raya (sarga), masa kehancuran dan penciptaan kembali (partisagra), berbagai jaman (manvatara), cerita dinasti matahari (surya vamsa) dan dinasti bulan (candra vamsa) dan silsilah raja-raja (vamsanucarita).
Agni purana merupakan salah satu dari Mahapurana yang sering disebut tamasika purana karena lebih banyak memuat ritual yang berkaitan dengan Dewa Siva. Ada suatu klasifikasi tertentu yang digunakan untuk membagi Mahapurana menjadi tiga kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari enam naskah. Brahma, Visnu dan Siva adalah dewa yang tertinggi sehingga purana lebih mengutamakan ketiga Dewa tersebut.
            Agni Purana dikarang oleh Dewa api (Agni) sendiri. Agni menceritakan seluruh isi Agni Purana kepada Rsi Vasistha yang sebaliknya mengajarkan pengetahuan Vyasa Dewa. Dalam Kata Pengantar Brahma Purana yang ditulis oleh Debroy (2000: vi) mengutarakan bahwa umumnya purana-purana lain penuh dengan cerita dan anekdot, akan tetapi Agni Purana adalah pengecualian. Isinya penuh dengan ritual upacara. Bahkan ketika cerita ini diberikan, isinya adalah rangkuman. Ini ada hubungannya dengan kenyataan bahwa Agni Purana disusun setelah purana lain disusun. Purana ini adalah pelengkap untuk purana-purana yang lain, karena cerita-certita telah digambarkan dalam purana lain, maka yang tertinggal adalah ritualnya. Agni purana dibuat kebetulan pada saat dimana agama Brahmana lebih ditonjolkan di dalam Agni Purana daripada di Purana lain.

   Pokok-Pokok Cerita dalam Agni Purana

Ada beberapa hal yang dibicarakan dalam kitab Agni Purana dan semua itu bukanlah hanya kisah semata. Semua Avatara Visnu yang pernah menjelma ke bumi diceritakan di dalam kitab Agni Purana. Selain itu juga diajarkan tentang bagaimana persyaratan membangun kuil ataupun tempat ibadah, membuat patung dewa, tentang astrologi, ekonomi, ritual, pengetahuan tentang obat-obatan, perawatan, pertanian, sastra, drama, menari, tata bahasa, dan rangkuman dari ajaran yang terdapat dari kitab Bhagavadgita, Veda dan Upanisad (http://sutarcoy.blogspot.com/2012/01/agni-purana-pengenalan-agni-purana.html diakses pada tanggal 11 Oktober 2012 pukul 08.44 Wita).
            Avatara adalah sebuah inkarnasi Dewa atau Dewa mengambil wujud manusia untuk lahir ke dunia dengan tujuan menegakan kebenaran dan menghancurkan kejahatan. Dewa Visnu adalah pemelihara alam semesta karena itu Beliau yang paling sering berinkarnasi, Beliau telah 9 kali berinkarnasi dan inkarnasi yang terakhir adalah yang belum datang. 10 Avatara tersebut antara lain:

 Avatara
Matsya Avatara
            Matsya Avatara adalah ketika Wisnu mengambil wujud Ikan yang besar, tujuannya yaitu untuk menghancurkan kejahatan yang telah dilakukan oleh Danawa bernawa Hayagriwa yang telah mencuri naskah suci Weda dan pengetahuan tentang Brahman, maka dalam wujudnya sebagai Ikan yang besar Wisnu juga menbunuh Hayagriwa dan mengembalikan Weda ketempat asalnya.
Kurma Avatara
            Kurma Avatara adalah ketika Wisnu mengmbil wujud sebagai seekor Penyu besar. Untuk menyelamatkan dunia dari guncangan akibat pemutaran Gunung Mandara Giri oleh para Dewa melawan Daitya. Dimana para Dewa dan Daitya melakukan pengadukan di samudra Mantana untuk mendapatkan tirta Amerta yang pada akhirnya didapatkan oleh para Daitya kemudian direbut kembali oleh Para Dewa.
Waraha Avatara
            Inkarnasi selanjutnya Wisnu mengambil wujud seekor Babi hutan (Varaha). Dimana misi beliau adalah membunuh raksasa Hiranyaksa yang merupakan Putra dari Rsi Kasyapa dan istrinya Diti. Hiranyaksa merupakan Asura yang sangat sakti atas anugrah dari Dewa Brahma, sehingga dengan kesaktiannya Hiranyaksa menyerang para Dewa dan menaklukkannya. Ia juga mengalahkan Waruna (Dewa Samudra), dan memulai membangun istana di dasar Samudra, maka ia dengan kesaktiannya memindahkan bumi ke dasar samudra. Akibat dari prilaku Hiranyaksa para Dewa menjadi takut dan menghadap dewa Wisnu seraya memohon agar beliau melakukan sesuatu terhadap perbuatan Hiranyaksa. Maka dengan itu Wisnu berkenan untuk turun kedunia menjelma menjadi seekor Babi (Varaha) memasuki samudra dan akhirnya Wisnu dapat mengalahkan Hiranyaksa dan mengangkat bumi dari dasar samudra.
Narasimha (Makluk setengah singa dan setengah Manusia).
            Adalah Hiranyakasipu saudara dari hiranyaksa merasa marah mendengar kematian saudaranya yang dibunuh ditangan Wisnu, sehingga pada akhirnya ia memutuskan untuk membunuh Wisnu. Kemudian ia menjadi hebat dan tak terkalahkan tidak dapat dibunuh baik siang maupun malam, tidak dapat dibunuh oleh manusia ataupun binatang buas, tidak akan mati di langit, di air maupun di darat, itu akibat dari anugrahnya Dewa Brahma.
            Hiranyakasipu memiliki seorang putra yang bernama Prahlada, seorang pemuja Wisnu yang taat, dan tentunya berlawanan sekali dengan ayahnya Hiranyakasipu. Beberapa kali ayahnya berusaha untuk mencelakakan Prahlada, akan tetapi atas kehendak Wisnu Prahlada akhirnya selamat. Karena kesaktian dari Hiranyakasipu para Dewa di usir dari kahyangan, dan para Dewa pun memohon pada Dewa Wisnu sehingga Dewa Wisnu berkenan untuk turun kedunia menjelma menjadi Narasimha yang membunuh Hiranyakasipu tidak pada siang hari ataupun malam hari, tetapi melainkan pada saat senja hari. Demikian pula senjata yang digunakan untuk membunuh bukan buatan manusia, tetapi Kuku dari Narasimha.
 Wamana Avatara
            Cucu dari Raja Prahlada adalah Vali, dan Vali ini sangatlah sakti. Ketika ia memerintah terjadilah perang antara Dewa dan Asura. Para Dewa mengalami kekalahan dan diusir dari kahyangan, kemudian para Dewa memohon kepada Dewa Wisnu untuk menyelamatkan mereka. Dan Visnu turun menjelma menjadi Brahmana Cebol putra dari Aditi dan Kasyapa. Pada saat Vali mengadakan upacara persembahan sang Brahmana muncul dan memulai mengucapkan mantram-mantram Veda untuk keperluan Upacara. Vali menjadi senang sehingga menganugrahkan apa yang dikehendaki Brahaman yang merupakan titisan Wisnu. Sang Brahmana meminta tanah seluas yang bisa dijangkau oleh ketiga kakinya, dan Vali menyetujuinya pada saat itulah Brahmana yang Cebol menjadi besar, satu langkahnya menutupi Bhur Loka, langkah keduanya menutupi Bwah Loka, dan langkahnya yang ketiga menutupi Swah Loka. Sehingga Wisnu dapat menguasai ketiga dunia dan dikembalikannya kepada para Dewa.
Parasurama Avatara
            Wisnu turun ke dunia sebagai putra dari Rsi Jamadagni dengan Renuka. Misi dari kelahiran Parasurama adalah untuk melindungi para Brahmana dan memberi pelajaran pada para Kesatria yang sewenang-wenang. Parasurama berhasil membunuh kesatria yang sewenang-wenang. Di padang kuru ksetra, ia membuat lima buah sumur untuk menampung darah para kesatria itu, sehingga pada akhirnya Parasurama menyerahkan seluruh dunia pada pengawasan Rsi Kasyapa. Dan ia sendiri tinggal di pegunungn Mahendra.
Rama Avatara
            Dikisahkan Dewa Brahma muncul dari pusar Dewa Wisnu, putra dari Dewa Brahma adalah Marici, putra Marici adalah Kasyapa, putra Kasyapa adalah Surya, putra Surya adalah Waivata Manu, putra Manu adalah Ikswaku, Putra dari Ikswaku adalah Kakutstha, putra Kakutstha adalah Ragu, putra dari Ragu adalah Aja, putra Aja adalah Dasaratha dan putra dari Dasaratha adalah Rama, Bharatha, Laksamana dan Satrughana. Dimana misi Rama adalah untuk menghancurkan kesombongan dari raksasa Rahwana raja Alengka.
Harivamsa (Krishna Avatara)
            Seperti yang telah disebutkan Brahma muncul dari pusar Dewa Wisnu, dan putra Dewa Brahma adalah Atri, dan Atri sendiri adalah Soma, dan putra Soma bernama Pururawa, putra Pururawa adalah Ayu, dan putra Ayu adalah Nahusa, putra Nausa: Yayati. Dua orang istri Yayati yaitu Dewayani dan Sarmista. Dewayani mempunyai tiga orang putra yaitu Druhya, Anu, dan Puru. Keturunan Yadu dikenal sebagai Yadawa. Wasudewa adalah seorang Yadawa, istrinya bernama Dewaki, Wisnu turun dari kedua pasangan ini yang bernama Krishna. Krishna sendiri adalah putra ke-8 dari Wasudewa dan Dewaki. Krishna kecil diasuh Nanda sebagai raja para pengembala, yang tinggal di kota Brindawan. Disanalah Krishna sebagai inkarnasi Wisnu memulai menunjukkan Lila Kridanya dengan membunuh para raksasa utusan Kamsa. Di Brindawan itu pula Krishna melakukan segala bentuk keajaiban yang mengisyaratkan akan keawataraan Beliau. Krishna juga membunuh Raja Kamsa yang merupakan menantu dari Jarasanda. Mendengar kematian menantunya, Jarasanda menjadi marah dan memutuskan untuk membasmi para Yadawa. Dan banyak lagi yang dilakukan oleh Krisna sebagai awatara Wisnu, dan hal tersebut selengkapnya dikisahkan dalam Harivamsa, Agni Purana hanya memberikan cerita singkatnya saja.
            Dalam Mahabharata para Pandawa sebenarnya hanyalah pemeran pembantu dimana sebenarnya Krisna menggunakan mereka untuk menghancurkan kejahatan di dunia. Dan Krisna adalah sosok utama dalam kisah Mahabharata, dimana Krisna sebagai awatara Wisnu turun kedunia untuk mengembalikan prinsip-prinsip Dharma yang menyimpang akibat ulah para Korawa sebagai saudara dari Pandawa.
Buddha dan Kalki
            Avatara Wisnu yang ke -9 adalah Buddha dan yang ke-10 adalah Kalki. Bertahun-tahun yang lampau terjadilah perang antara Dewa dan Asura, dimana para asura berhasil menang. Sehingga para dewa melarikan diri serta meminta bantuan kepada Dewa Wisnu. Dan akhirnya Beliau berkenan serta memberitahukan bahwa Mayamoha akan lahir menjadi Buddha putra raja Sudodana, dimana Wisnu turun menjadi Buddha adalah mempunyai misi untk kembali menegakkan ajaran Weda yang menyimpang akibat dari ritual yang berlebihan. Manusia cendrung berpikir ateis, matrealis den menjadi penguasa maupun kanibal.
            Selanjutnya diramalkan Kalki akan turun di bumi sebagai putra dari seorang Brahmana yang bernama Wisniyasa. Ia akan mengangkat senjata untuk memerangi kejahatan. Pada setiap perputaran 1 Kalpa dan setiap Manwantara Wisnu akan lahir dalam berbagai wujud. Adalah sebagai tugas yang suci untuk mendengarkan kisah para Awatara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar