Agama
Hindu memiliki banyak susastra yang merupakan esensi kitab suci Weda. Weda
merupakan kitab suci Hindu yang merupakan wahyu dari Tuhan (Ida Sang Hyang
Widhi Wasa). Tuhan mewahyukan Weda tersebut kepada para Rsi yang memiliki
tingkat jnana tinggi kemudian
diajarkan kepada para umatnya. Ajaran-ajaran yang terkandung dalam Weda sangatlah
mulia. Untuk itulah Weda dijadikan sebagai sumber pertama ajaran Agama Hindu.
Namun dalam mempelajari Weda tidaklah mudah karena perlu pemahaman yang sangat
mendalam untuk bisa mempelajari dan memahami esensi ajaran suci yang terkandung
dalam Weda tersebut agar nantinya bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan
sehari-hari.
Agar
lebih mudah dalam mempelajari Weda maka konsep-konsep ajaran yang terkandung
dalam ajaran Weda tersebut digubah dan dikodifikasikan melalui beberapa kitab
diantaranya yang disebut dengan Catur Weda Samhita seperti Reg Weda, Yajur Weda,
Sama Weda dan Atharva Weda. Disamping kitab tersebut juga terdapat kelompok kitab Brahmana
Aranyaka dan Upanisad. Selain kitab Weda dan Sruti diatas masih terdapat juga
sumber ajaran agama Hindu yaitu kitab Itihasa dan Purana.
Untuk dapat mempelajari
Weda, terlebih dahulu haruslah mempelajari Itihasa dan Purana. Itihasa merupakan suatu kitab yang memuat tentang cerita
kepahlawanan dan Purana adalah rangkaian
cerita sakral yang memuat legenda-legenda Hindu pada jaman dahulu. Ada sekitar
delapan belas purana utama yang dikenal sebagai Mahapurana, dan juga ada
delapan belas tambahan yang dikenal sebagai Upapurana.
Swami Sivananda dalam
bukunya All About Hinduism dan kini telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan judul Intisari Agama Hindu (1993:26) dengan tegas menyatakan
bahwa tujuan penulisan kitab-kitab Purana adalah untuk mempopulerkan ajaran
agama yang bersumber pada kitab suci Veda. Selanjutnya tujuannya yang lebih
tajam adalah untuk memudahkan diserapnya ajaran suci Veda oleh umat yang awam,
untuk membangkitkan mereka akan rasa bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para
Devata melalui contoh-contoh konkrit, mitos-mitos, cerita-cerita, legenda,
kehidupan orang-orang suci, para raja dan orang-orang besar, cerita kias, dan
rangkaian sejarah dari kejadian-kejadian besar. (Titib, 2004:63).
Dalam purana
ditemukan banyak cerita, anekdot, dan upacara-upacara ritual. Purana itu
sendiri harus memiliki karakteristik atau panca laksana dan dasa laksana
sebelum purana tersebut diklasifikasikan sebagai Mahapurana. Purana harus
menguraikan lima hal yaitu penciptaan jagat raya (sarga), masa kehancuran dan penciptaan kembali (partisagra), berbagai jaman (manvatara), cerita dinasti matahari (surya vamsa) dan dinasti bulan (candra vamsa) dan silsilah raja-raja (vamsanucarita).
Agni
purana merupakan salah satu dari Mahapurana yang sering disebut tamasika purana
karena lebih banyak memuat ritual yang berkaitan dengan Dewa Siva. Ada suatu
klasifikasi tertentu yang digunakan untuk membagi Mahapurana menjadi tiga
kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari enam naskah. Brahma, Visnu
dan Siva adalah dewa yang tertinggi sehingga purana lebih mengutamakan ketiga Dewa
tersebut.
Agni
Purana dikarang oleh Dewa api (Agni) sendiri. Agni menceritakan seluruh isi
Agni Purana kepada Rsi Vasistha yang sebaliknya mengajarkan pengetahuan Vyasa
Dewa. Dalam Kata Pengantar Brahma Purana yang ditulis oleh Debroy (2000: vi)
mengutarakan bahwa umumnya purana-purana lain penuh dengan cerita dan anekdot,
akan tetapi Agni Purana adalah pengecualian. Isinya penuh dengan ritual
upacara. Bahkan ketika cerita ini diberikan, isinya adalah rangkuman. Ini ada
hubungannya dengan kenyataan bahwa Agni Purana disusun setelah purana lain
disusun. Purana ini adalah pelengkap untuk purana-purana yang lain, karena
cerita-certita telah digambarkan dalam purana lain, maka yang tertinggal adalah
ritualnya. Agni purana dibuat kebetulan pada saat dimana agama Brahmana lebih
ditonjolkan di dalam Agni Purana daripada di Purana lain.
Pokok-Pokok
Cerita dalam Agni Purana
Ada beberapa hal yang dibicarakan dalam kitab Agni Purana
dan semua itu bukanlah hanya kisah semata. Semua Avatara Visnu yang pernah
menjelma ke bumi diceritakan di dalam kitab Agni Purana. Selain itu juga diajarkan
tentang bagaimana persyaratan membangun kuil ataupun tempat ibadah, membuat
patung dewa, tentang astrologi, ekonomi, ritual, pengetahuan tentang
obat-obatan, perawatan, pertanian, sastra, drama, menari, tata bahasa, dan
rangkuman dari ajaran yang terdapat dari kitab Bhagavadgita, Veda dan Upanisad (http://sutarcoy.blogspot.com/2012/01/agni-purana-pengenalan-agni-purana.html diakses pada tanggal 11 Oktober
2012 pukul 08.44 Wita).
Avatara adalah sebuah inkarnasi
Dewa atau Dewa mengambil wujud manusia untuk lahir ke dunia dengan tujuan
menegakan kebenaran dan menghancurkan kejahatan. Dewa Visnu adalah pemelihara
alam semesta karena itu Beliau yang paling sering berinkarnasi, Beliau telah 9 kali
berinkarnasi dan inkarnasi yang terakhir adalah yang belum datang. 10 Avatara
tersebut antara lain:
Avatara
Matsya Avatara
Matsya Avatara adalah ketika Wisnu mengambil
wujud Ikan yang besar, tujuannya yaitu untuk menghancurkan kejahatan yang telah
dilakukan oleh Danawa bernawa Hayagriwa yang telah mencuri naskah suci Weda dan
pengetahuan tentang Brahman, maka dalam wujudnya sebagai Ikan yang besar Wisnu
juga menbunuh Hayagriwa dan mengembalikan Weda ketempat asalnya.
Kurma Avatara
Kurma Avatara adalah ketika Wisnu
mengmbil wujud sebagai seekor Penyu besar. Untuk menyelamatkan dunia dari
guncangan akibat pemutaran Gunung Mandara Giri oleh para Dewa melawan Daitya.
Dimana para Dewa dan Daitya melakukan pengadukan di samudra Mantana untuk
mendapatkan tirta Amerta yang pada akhirnya didapatkan oleh para Daitya
kemudian direbut kembali oleh Para Dewa.
Waraha Avatara
Inkarnasi selanjutnya Wisnu
mengambil wujud seekor Babi hutan (Varaha). Dimana misi beliau adalah membunuh
raksasa Hiranyaksa yang merupakan Putra dari Rsi Kasyapa dan istrinya Diti.
Hiranyaksa merupakan Asura yang sangat sakti atas anugrah dari Dewa Brahma,
sehingga dengan kesaktiannya Hiranyaksa menyerang para Dewa dan menaklukkannya.
Ia juga mengalahkan Waruna (Dewa Samudra), dan memulai membangun istana di
dasar Samudra, maka ia dengan kesaktiannya memindahkan bumi ke dasar samudra.
Akibat dari prilaku Hiranyaksa para Dewa menjadi takut dan menghadap dewa Wisnu
seraya memohon agar beliau melakukan sesuatu terhadap perbuatan Hiranyaksa.
Maka dengan itu Wisnu berkenan untuk turun kedunia menjelma menjadi seekor Babi
(Varaha) memasuki samudra dan akhirnya Wisnu dapat mengalahkan Hiranyaksa dan
mengangkat bumi dari dasar samudra.
Narasimha (Makluk setengah
singa dan setengah Manusia).
Adalah Hiranyakasipu saudara dari
hiranyaksa merasa marah mendengar kematian saudaranya yang dibunuh ditangan
Wisnu, sehingga pada akhirnya ia memutuskan untuk membunuh Wisnu. Kemudian ia
menjadi hebat dan tak terkalahkan tidak dapat dibunuh baik siang maupun malam,
tidak dapat dibunuh oleh manusia ataupun binatang buas, tidak akan mati di langit,
di air maupun di darat, itu akibat dari anugrahnya Dewa Brahma.
Hiranyakasipu memiliki seorang
putra yang bernama Prahlada, seorang pemuja Wisnu yang taat, dan tentunya
berlawanan sekali dengan ayahnya Hiranyakasipu. Beberapa kali ayahnya berusaha
untuk mencelakakan Prahlada, akan tetapi atas kehendak Wisnu Prahlada akhirnya
selamat. Karena kesaktian dari Hiranyakasipu para Dewa di usir dari kahyangan,
dan para Dewa pun memohon pada Dewa Wisnu sehingga Dewa Wisnu berkenan untuk
turun kedunia menjelma menjadi Narasimha yang membunuh Hiranyakasipu tidak pada
siang hari ataupun malam hari, tetapi melainkan pada saat senja hari. Demikian
pula senjata yang digunakan untuk membunuh bukan buatan manusia, tetapi Kuku
dari Narasimha.
Wamana Avatara
Cucu dari Raja Prahlada adalah
Vali, dan Vali ini sangatlah sakti. Ketika ia memerintah terjadilah perang
antara Dewa dan Asura. Para Dewa mengalami kekalahan dan diusir dari kahyangan,
kemudian para Dewa memohon kepada Dewa Wisnu untuk menyelamatkan mereka. Dan
Visnu turun menjelma menjadi Brahmana Cebol putra dari Aditi dan Kasyapa. Pada
saat Vali mengadakan upacara persembahan sang Brahmana muncul dan memulai
mengucapkan mantram-mantram Veda untuk keperluan Upacara. Vali menjadi senang
sehingga menganugrahkan apa yang dikehendaki Brahaman yang merupakan titisan
Wisnu. Sang Brahmana meminta tanah seluas yang bisa dijangkau oleh ketiga
kakinya, dan Vali menyetujuinya pada saat itulah Brahmana yang Cebol menjadi
besar, satu langkahnya menutupi Bhur Loka, langkah keduanya menutupi Bwah Loka,
dan langkahnya yang ketiga menutupi Swah Loka. Sehingga Wisnu dapat menguasai
ketiga dunia dan dikembalikannya kepada para Dewa.
Parasurama Avatara
Wisnu turun ke dunia sebagai putra
dari Rsi Jamadagni dengan Renuka. Misi dari kelahiran Parasurama adalah untuk
melindungi para Brahmana dan memberi pelajaran pada para Kesatria yang
sewenang-wenang. Parasurama berhasil membunuh kesatria yang sewenang-wenang. Di
padang kuru ksetra, ia membuat lima buah sumur untuk menampung darah para
kesatria itu, sehingga pada akhirnya Parasurama menyerahkan seluruh dunia pada
pengawasan Rsi Kasyapa. Dan ia sendiri tinggal di pegunungn Mahendra.
Rama Avatara
Dikisahkan Dewa Brahma muncul dari
pusar Dewa Wisnu, putra dari Dewa Brahma adalah Marici, putra Marici adalah
Kasyapa, putra Kasyapa adalah Surya, putra Surya adalah Waivata Manu, putra
Manu adalah Ikswaku, Putra dari Ikswaku adalah Kakutstha, putra Kakutstha
adalah Ragu, putra dari Ragu adalah Aja, putra Aja adalah Dasaratha dan putra
dari Dasaratha adalah Rama, Bharatha, Laksamana dan Satrughana. Dimana misi Rama
adalah untuk menghancurkan kesombongan dari raksasa Rahwana raja Alengka.
Harivamsa (Krishna Avatara)
Seperti yang telah disebutkan
Brahma muncul dari pusar Dewa Wisnu, dan putra Dewa Brahma adalah Atri, dan
Atri sendiri adalah Soma, dan putra Soma bernama Pururawa, putra Pururawa
adalah Ayu, dan putra Ayu adalah Nahusa, putra Nausa: Yayati. Dua orang istri
Yayati yaitu Dewayani dan Sarmista. Dewayani mempunyai tiga orang putra yaitu
Druhya, Anu, dan Puru. Keturunan Yadu dikenal sebagai Yadawa. Wasudewa adalah
seorang Yadawa, istrinya bernama Dewaki, Wisnu turun dari kedua pasangan ini
yang bernama Krishna. Krishna sendiri adalah putra ke-8 dari Wasudewa dan
Dewaki. Krishna kecil diasuh Nanda sebagai raja para pengembala, yang tinggal
di kota Brindawan. Disanalah Krishna sebagai inkarnasi Wisnu memulai
menunjukkan Lila Kridanya dengan membunuh para raksasa utusan Kamsa. Di
Brindawan itu pula Krishna melakukan segala bentuk keajaiban yang
mengisyaratkan akan keawataraan Beliau. Krishna juga membunuh Raja Kamsa yang
merupakan menantu dari Jarasanda. Mendengar kematian menantunya, Jarasanda
menjadi marah dan memutuskan untuk membasmi para Yadawa. Dan banyak lagi yang
dilakukan oleh Krisna sebagai awatara Wisnu, dan hal tersebut selengkapnya dikisahkan
dalam Harivamsa, Agni Purana hanya memberikan cerita singkatnya saja.
Dalam Mahabharata para Pandawa
sebenarnya hanyalah pemeran pembantu dimana sebenarnya Krisna menggunakan
mereka untuk menghancurkan kejahatan di dunia. Dan Krisna adalah sosok utama
dalam kisah Mahabharata, dimana Krisna sebagai awatara Wisnu turun kedunia
untuk mengembalikan prinsip-prinsip Dharma yang menyimpang akibat ulah para
Korawa sebagai saudara dari Pandawa.
Buddha dan Kalki
Avatara Wisnu yang ke -9 adalah
Buddha dan yang ke-10 adalah Kalki. Bertahun-tahun yang lampau terjadilah
perang antara Dewa dan Asura, dimana para asura berhasil menang. Sehingga para
dewa melarikan diri serta meminta bantuan kepada Dewa Wisnu. Dan akhirnya
Beliau berkenan serta memberitahukan bahwa Mayamoha akan lahir menjadi Buddha
putra raja Sudodana, dimana Wisnu turun menjadi Buddha adalah mempunyai misi
untk kembali menegakkan ajaran Weda yang menyimpang akibat dari ritual yang
berlebihan. Manusia cendrung berpikir ateis, matrealis den menjadi penguasa
maupun kanibal.
Selanjutnya diramalkan Kalki akan
turun di bumi sebagai putra dari seorang Brahmana yang bernama Wisniyasa. Ia
akan mengangkat senjata untuk memerangi kejahatan. Pada setiap perputaran 1
Kalpa dan setiap Manwantara Wisnu akan lahir dalam berbagai wujud. Adalah
sebagai tugas yang suci untuk mendengarkan kisah para Awatara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar